Tahun 2007 pasar ponsel tanah air kedatangan banyak ‘muka’ baru. Jika sebelumnya kita mengenal berbagai ponsel dengan merek terkenal seperti Nokia, Sony Ericsson, Motorola, Samsung atau LG, kini kita mulai akrab dengan ponsel bermerek Hitech, StarTech, Nexian, K-Touch atau My G. Merek-merek baru ini mengebrak pasar ponsel sejak pertengahan tahun 2007. Sampai akhir tahun, geliat mereka semakin kentara. Yang paling menonjol adalah Hitech dengan ponsel TV-nya.
Banyak tanggapan konsumen. Ada yang senang, karena kini ada pilihan ponsel dengan fitur yang lumayan kaya, tetapi harganya lebih murah. Ada juga yang skeptis, mencemooh, “Ohhh, ponsel Cina…,” katanya pendek, dengan nada sedikit mengejek. Mungkin kategorisasi ini mengacu pada sepeda motor. Ada sepeda motor Jepang (Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki), ada juga sepeda motor Cina seperti Kanzen atau Kymco. Yang pertama mengacu pada kualitas lebih tinggi. Sementara motor Cina kualitasnya masih di bawah. Mungkin ada benarnya, soalnya keempat merek motor ternama memang berasal dari Jepang. Jadi kategorisasi motor Jepang dan Cina ada benarnya juga.
Logika serupa kurang tepat jika kita sandingkan untuk ponsel. Pertanyaan besarnya adalah, apakah definisi ponsel Cina itu? Jika maksudnya adalah ponsel yang dibuat di Cina, itu artinya Nokia, Motorola, Samsung juga bisa katakana ponsel Cina karena mereka dibuat di Cina. Bahkan, menurut salah satu petinggi Nokia Indonesia, sekitar 85% produksi ponsel dunia di buat di Cina. Jadi, jika definisi ponsel Cina adalah ponsel yang dibuat di Cina, itu artinya 85% ponsel adalah ponsel Cina
Tapi, mungkin bukan itu definisi yang dimaksud. Orang mendefinsikan ponsel Cina karena produk ini dibuat di Cina dan mereknya agak asing di telinga. Sebut saja, di luar merek umum seperti Nokia, Sony Ericsson atau LG. Tapi, itupun tidak memberikan gambaran bahwa ponsel Cina memiliki kualitas yang jauh di bawah merek ponsel lainnya. Hanya saja, memang, merek merupakan sesuatu yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membei ponsel.
Sebetulnya, bagi konsumen Indonesia, kehadiran ponsel-ponsel merek baru ini memberikan alternative pilihan yang lebih banyak. Sebagai konsumen, kita tentu membeli ponsel dan bukan membeli merek. Oleh sebab itu, sebaiknya, dalam membeli ponsel ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama adalah soal kualitas produknya. Kelengkapan fitur, finishing produk, software yang stabil serta berbagai hal fungsional ponsel mesti diperhatikan. Setelah itu, bandingkan dengan harganya. Ketika fitur dan harga sudah dirasa cocok, yang tidak kalah penting adalah layanan purnajual produk.